Cara Mengawinkan Lovebird Supaya Mendapatkan Lovebird Lutino
Bagaimana cara mengawinkan atau menyilangkan lovebird
supaya mendapatkan Lutino?? mengapa harus lutino, mungkin jenis ini yang sedang banyak di cari
karena sedang bagus harganya. Banyak yang bertanya-tanya bagaiman sih untuk mendapatkan
lovebird dengan jenis Lutino... Nah rekan kicau Nusantara jangan khawatir,
berikut ada silsilah untuk mendapatkan turunan Lutino,langsung saja.. .
. .
Lovebird lutino Muka Salem
(Agapornis roseicollis) adalah salah satu mutasi yang paling populer
dari Lovebird Muka Salem dan ini diikuti oleh Dutch Blue Lovebird dalam
popularitasnya.Jenis
lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird
‘mukasalem’, lovebird kacamata ‘fischer’, lovebird kacamata ‘topeng’, dan
lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird tersebut dapat mudah dikembangbiakkan
untuk menghasilkan lovebird warna mutasi. Di antara ketiga jenis lovebird
komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’
dapat menghasilkan banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry (kuning),
cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih, mata
merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata ‘topeng’ yang terkenal adalah biru.
Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird ‘muka salem’ dapat dilihat pada Tabel 1. Gen
dominan untuk warna hijau normal menggunakan simbol G.
Tabel 1:Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal adalah G-, jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg, dan betina lutino adalah g-.
Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird yang ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan sepa-sang lovebird yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).Diagram 1:
Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini tidak mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan jantan normal homozigot.
Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan
satu gen resesif (contoh: g) untuk memperlihatkan adanya mutasi dalam
penampilannya, sedangkan lovebird jantan memerlukan dua resesif gen (contoh:
gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah betina dan ZZ adalah jantan,
pewarisan kromosom Z akan mengikuti pola khas: induk betina akan meneruskan
kromosom Z hanya kepada keturunan jantannya, sedangkan induk jantan akan
meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina. Itulah sebabnya anak
betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina
pasti telah menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan
informasi pada kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya.
Sifat genetik yang dilanjutkan dengan pola khas ini disebut rangkai kelamin.Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird
‘muka salem’
dapat dilihat pada Tabel 1. Gen dominan untuk warna hijau normal menggunakan
simbol G.
Cara menyilang lovebird agar beranak lutino atau albino
Salah satu daya tarik lovebird
adalah karena warnanya yang indah. Oleh karena itu, dalam pengembangbiakan
lovebird biasanya direncanakan suatu pengembangbiakan lovebird dengan pola
warna tertentu. Hal ini memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil
mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya warna-warna
yang langka akan membuat harga lovebird menjadi sangat tinggi.
Dalam merencanakan warna bulu pada
pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara
umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku
berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang
dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk
jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk
jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun
masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh
pasangan yang dikawinkan.
Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini
dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan sifatnya (dalam hal
ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada
periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat
diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau
induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun
program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang
dipelihara.
Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk
mendapatkan warna bulu yang berbeda maka pengetahuan dasar mengenai genetik
sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan pengetahuan dasar genetik
tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan lovebird sehingga dapat
diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.
A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar
Pengembangbiakan Lovebird
Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau
asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini dipelajari cara suatu sifat (karakter)
diturunkan kepada keturunannya.
Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen.
Gen terletak pada kromosom dan tersusun secara linear. Dalam setiap sel tubuh
terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-gen pada kromosom berpasangan
dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama. Gen-gen yang terletak
pada lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama, atau
berlawanan, tetapi untuk satu tugas tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama
alelnya g bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu. Gen G mampu untuk
berpigmentasi, sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut
berlawanan, tetapi untuk tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.
Selama proses reproduksi, satu set kromosom
diturunkan dari setiap induknya kepada anaknya. Sperma dan sel telur hanya
berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel lainnya pada tubuh. Jadi,
ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses pembuahan telur
oleh sperma terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.
Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan
karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya: warna hijau pada bulu) dikenal
dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik suatu karakter yang
dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan istilah
genotip. Simbol gen untuk lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis
GG. Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna mutasi lainnya
ditulis gg. Lovebird yang memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel
pada suatu individu sama), misalnya GG dan gg, disebut homozigot.
GG adalah pasangan homozigot yang bersifat
dominan, sedangkan gg adalah pasangan homozigot yang bersifat resesif. Hal ini
berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau) adalah dominan terhadap warna
mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda (pasangan kedua alel
pada suatu individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot. Lovebird yang
memiliki genotip yang heterozigot (Gg) maka akan menunjukkan warna bulu hijau.
Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi dan warna mutasi tersebut
tertutup oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.
B. Program Persilangan untuk Menghasilkan
Warna Mutasi Bulu
Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali
sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam alel bagi suatu gen. Gen G berperan
untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen G mengalami mutasi. Dengan
demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara normal sehingga akan
menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen
G yang bermutasi itu diberi simbol g. Gen yang mengalami mutasi tersebut
ditulis dengan huruf kecil karena karakter yang ditumbuhkan bersifat resesif.
Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh
dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau dikalahkan. Kejadian mutasi gen ini
dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan lovebird sehingga dihasilkan
lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau berbeda dengan
induk jantan dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup menguntungkan
karena lovebird dengan warna mutasi mempunyai daya jual yang lebih mahal.
Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung
di Indonesia adalah lovebird ‘muka salem’, lovebird kacamata ‘fischer’,
lovebird kacamata ‘topeng’, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird
tersebut dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna mutasi.
Di antara ketiga jenis lovebird komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’ dapat menghasilkan
banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden
cherry (kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied
(bercak warna), dan albino (putih, mata merah). Warna mutasi dari
lovebird kacamata ‘topeng’ yang terkenal adalah biru.
Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi,
penangkar harus mempunyai induk dengan warna mutasi. Apabila ingin diperoleh
anak dengan warna mutasi dari kedua induk yang berbulu normal maka caranya
sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut ini contoh-contoh
program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang
dipelihara.
1. Lutino dan albino
Lutino dan albirto pada
lovebird ‘muka salem’
adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin resesif. Gen lutino dan albino
terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter yang ditimbulkan
gen ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk mutasi
tersebut, bentuk mutasi bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif
adalah cinnamon murni atau hasil mutasi yang bermata merah.
Perhatikan digram di bawah ini:
Pada burung, kromosom kelamin betina adalah ZW
dan kromosom jantan adalah ZZ (pada binatang mamalia kromosom kelamin betina
adalah XX dan kromosom jantan adalah XY). Hal ini berarti bahwa lovebird betina
menghasilkan telur yang membawa Z dan W, sedangkan lovebird jantan menghasilkan
sperma yang hanya membawa Z. Jika resesif gen mutan terjadi pada kromosom Z
yang tidak ada pasangannya dengan kromosom W yang lebih pendek maka tidak
terjadi pindah silang gen mutan tersebut.
Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan
satu gen resesif (contoh: g) untuk memperlihatkan adanya mutasi dalam
penampilannya, sedangkan lovebird jantan memerlukan dua resesif gen (contoh:
gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah betina dan ZZ adalah jantan,
pewarisan kromosom Z akan mengikuti pola khas: induk betina akan meneruskan
kromosom Z hanya kepada keturunan jantannya, sedangkan induk jantan akan
meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina. Itulah sebabnya anak
betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina
pasti telah menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan
informasi pada kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya.
Sifat genetik yang dilanjutkan dengan pola khas ini disebut rangkai kelamin.
Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird
‘muka salem’
dapat dilihat pada Tabel 1. Gen dominan untuk warna hijau normal menggunakan
simbol G.
Tabel 1:Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal adalah G-, jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg, dan betina lutino adalah g-.
Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird yang ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan sepa-sang lovebird yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).Diagram 1:
Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini tidak mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan jantan normal homozigot (Diagram 2).Diagram 2:
Keuntungan lain dari penggunaan pasangan betina normal dengan jantan lutino adalah dapat diketahuinya jenis kelamin anak ketika berada di sarang, yaitu sebelum bulunya muncul. Anak yang betina (lutino) mempunyai mata berwarna merah, sedangkan anak jantan (normal) mempunyai mata berwarna gelap.
Untuk menghasilkan anak lovebird albino maka
perlu dimulai dengan menyilangkan lovebird betina warna biru (BBb-) dengan
lovebird jantan lutino (BBll). Persilangan kedua induk lovebird
tersebut menghasilkan keturunan pertama (F1) anak betina lutino atau
biru (Bbl-). Selain itu, diperlukan juga pejantan dengan genotip yang sama
(Bbll) yang diperoleh dari hasil perkawinan induk betina lutino (BBl-)
dengan induk jantan biru atau lutino (Bbll). Perkawinan antara kedua keturunan
F1 (Bbl- x Bbll) tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Program persilangan untuk memperoleh anak bentuk albino
dan lutino di atas dapat diterapkan untuk lovebird jenis lain
yang mempunyai kedua bentuk mutasi tersebut.
2. Warna biru dan warna mutasi lainnya
Perkawinan antara lovebird kacamata ‘topeng’ yang
berbulu normal (hijau) dengan yang berbulu biru merupakan salah satu contoh
dari pasangan resesif yang melibatkan otosom (Tabel 3). Otosom merupakan
kromosom yang tak menentukan jenis kelamin.
Tabel 3:
Warna hijau dominan terhadap warna biru. Bentuk
genotip warna hijau adalah GG, sedangkan warna biru adalah resesif dengan
genotip gg. Jadi, semua sel kelamin dari induk yang dominan akan mengandung
satu gen G, sedangkan induk yang resesif akan mengandung satu gen g. Berarti
semua anak akan menerima satu gen G dan satu gen g dari setiap induknya. Hal
ini jelas terlihat bahwa semua anak pada generasi pertama (F1) akan mempunyai
genotip Gg (Diagram 3).Diagram 3:
Hal ini berarti secara fenotip anak lovebird
tersebut berwarna hijau, tetapi anak lovebird tersebut membawa gen warna biru
pada genotipnya. Jadi, anak lovebird tersebut bersifat heterozigot.
Ketika lovebird heterozigot tersebut dikawinkan
maka pasangan lovebird tersobut akan menghasilkan anak yang berwarna hijau dan
berwarna biru pada generasi kedua (F2). Perbandingan harapan dari anak lovebird
warna hijau terhadap biru adalah 3 : 1 dengan satu pertiga anak lovebird
berwarna hijau homozigot (GG), dua pertiga warna hijau heterozigot dan pembawa
sifat warna biru (Gg), serta satu pertiga warna biru (gg).
Pasangan otosom resesif lainnya antara lain
adalah perkawinan antara lovebird ‘muka salem’
yang berbulu normal dengan yang berbulu biru pastel, dan perkawinan antara
jenis lovebird berbulu normal dengan lovebird warna mutasi lainnya.
Warna bulu mutasi lainnya pada lovebird yang
melibatkan pasangan otosom resesif adalah pied dan golden cherry. Pada
prinsipnya, untuk mendapatkan bulu dengan warna mutasi tersebut hampir sama
dengan program persilangan untuk memperoleh bulu warna biru. (Sumber:
Lovebird oleh Siti Nuramaliati Prijono)
Jenis-jenis Burung lovebird dan penyebarannya
Aneka
Jenis-jenis Burung lovebird dan daerah penyebarannya - Awalnya, burung
lovebird dipelihara orang terutama karena keindahan warna bulunya. Namun
seiring dengan perkembangan waktu dan trend lomba suara burung kicauan, maka
lovebird dipelihara untuk memunculkan suara-suara khas lovebird yang panjang
dan ngeroll.
Selain
sebagai burung petarung di arena kicauan, lovebird juga sangat populer sebagai
burung pemaster burung lain.
Jenis-jenis lovebird dan penyebarannya
1. Lovebird kepala abu-abu / lovebird madagaskar (Agapornis cana)
1. Lovebird kepala abu-abu / lovebird madagaskar (Agapornis cana)
Ukuran
tubuh panjang 14 cm, berat 25-28 gram.
Burung
lovebird madagaskar jantan: Bulu
tubuh umumnya berwarna hijau, hijau terang pada tunggirnya dan lebih kekuningan
di bagian bawahnya; kepala, leher dan dada berwarna abu-abu; di bawah sayap
berwarna hitam; bulu ekor berwarna hijau; paruh berwarna abu-abu muda; iris
berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.Burung
lovebird madagaskar betina: Bulu
kepala, leher, dada, di bawah sayap berwarna hijau.
Burung
lovebird madagaskar muda: Bulu
berwarna seperti dewasa, tetapi bulu burung jantan berwarna kehijauan pada
tengkuknya (beberapa jantan memiliki bulu kepala dan dada berwarna hijau);
paruh berwarna kuning dan terdapat bercak hitam pada pangkal paruh
bagian atas.
Anak
jenis: A.c cana dan A.c ablectanea
Penyebaran
lovebird madagaskar: Madagaskar
Burung
lovebird madagaskar merupakan jenis burung lovebird yang langka dan bukan
merupakan jenis yang benyak ditangkarkan. Lovebird jantan dan betina dapat
dengan mudah dibedakan dfari warna bulunya. Pada lovebird jantan bulu di kepala
dan dada berwarna abu-abu pucat, sedangkan pada lovebird betina hampir
seluruhnya berwrana hijau muda.
2. Lovebird “muka merah” (Agapornis pullaria)
Ukuran
tubuh panjang 15 cm, berat 43 gram.
Burung
lovebird muka merah jantan: Bulu
tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian
bawahnya; dahi dan muka berwarna merah orange; tunggir berwarna biru terang;
bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah
oranye; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.
Burung
lovebird warna merah betina: Dahi
dan mukanya lebih berwarna oranye dibanding merah, di bawah sayap berwarna
hijau.
Burung
lovebird warna merah muda: Dahi
dan muka berwarna kuning; bulu di bawah sayap berwarna hitam pada jantan dan
bewarna hijau pada betina; paruh berwarna coklat kemerahan dan terdapat bercak
hitam dekat pangkal paruh bagian atas.
Anak
jenis: A.p. pullaria dan A.p. ugandae
Penyebaran
lovebird muka merah: Afrika Tengah
dan Afrrika Barat Tengah
Lovebird
jenis ini sukar berkembang biak di penangkaran. Burung jantan dan betina dapat
dibedakan dari warna bulu di bawah sayap. Bulu burung betina seluruhnya
berwarna hijau, sedangkan bulu jantan di bagian bawah berwarna hitam.
3.
Lovebird “sayap hitam” /lovebird abisinia (Agapornis taranta).
Ukuran
tubuh panjang 15-16,5 cm, berat 55-65 gram.
Burung
lovebird abisinia jantan: Bulu
tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian
bawahnya; dahi, lorus dan lingkaran mata berwarna merah; bulu terbang berwarna
hitam; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna
merah merjan tua; iris berwarna cokelat gelap; kaki abu-abu.
Burung
lovebird abisinia betina: Bulu
tubuh umumnya berwarna hijau; bulu di bawah sayap berwarna kehijauan atau
kadang-kadang berwarna hitam kecoklatan; lingkaranmata berwarna hijau.
Burung
lovebird abisinia muda: Bulu
berwarna seperti induk betina; paruh berwarna kuning kecoklatan.
Anak
jenis: A.t taranta dan A.t nana
Penyebaran
lovebird abisinia: Dataran tinggi Ethiopia
Burung
jantan dan betina sangat mudah dibedakan dari warna bulunya. Bulu burung betina
seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan tedapat warna merah di bagian
dahi dan lorus serta lingkar matanya. Warna mutasi lovebird madagaskar adalah
cinnamon (coklat kekuningan).
4.
Lovebird “kerah hitam” (Agapornis swinderniana)
Ukuran
tubuh lovebird “kerah hitam”: Panjang 13 cm, berat 39-41 gram.
Burung
lovebird “kerah hitam” dewasa: Bulu
umumnya berwarna hijau, sedikit lebih pucat di bagian kepala dan tubuh bagian
bawah, tunggir dan bagian punggung berwarna biru, bulu di bagian bawah sayap
berwarna hijau, bulu ekor berwarna hijau; kerah hitam yang sempit di bagian
tengkuknya, seluruh leher di bagian kerah berwarna kuning dan kadang-kadang
dengan sedikit warna yang memudar; paruh berwarna hitam keabu-abuan; iris
berwarna kuning; kaki berwarna kuning kehijauan sampai hitam.
Burung
lovebird “kerah hitam” muda: Tidak
terdapat kerah hitam atau hanya diwakili beberapa bulu hitam di setiap bagian
sisi leher; paruh berwarna abu-abu muda dan pada pangkalnya ada bercak hitam;
iris berwarna coklat.
Anak
jenis lovebird “kerah hitam”: A.s. swinderniana, A.s. zenkeri,
dan A.s. emini
Penyebaran
lovebird “kerah hitam”: Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Burung
lovebird “kerah hitam” sulit berkembang biak di penangkaran.
5.
Lovebird “muka salem”
(Agapornis roseicollis)
Ukuran
tubuh panjang 15 cm, berat 46-63 g.
Burung
lovebird “muka salem”: Bulu
umumnya berwarna hijau, lebih kuning di tubuh bagian bawah, bulu dahi dan di
belakang mata berwarna merah, lorus, pipi, kerongkongan dan bagian atas dada
berwarna merah muda; tunggir berwarna biru terang; bulu di bagian bawah
sayap berwarna hijau dengan sedikit warna biru, bulu ekor bagian atas berwarna
hijau, bagian bawah kebiruan; paruh berwarna kuning gading; iris berwarna cokelat
tua; kaki berwarna abu-abu.
Anak
jenis: A.r. roseicollis dan A.r. catumbella.
Penyebaran
lovebird abisinia: Afrika Barat Daya.
Jenis
lovebird ini umumnya mempunyai bulu yang indah. Di antara jenis lovebird, jenis
lovebird muka salem
mempunyai suara yang paling keras. Kenis lovebird ini paling mudah
dikembangbiakkan.
Dalam
penangkaran sebaiknya diperlihara berpasangan karena tidak cocok dipelihara
secara berkelompok atau digabungkan dengan jenis burung lain.
Antara
burung jantan dan betina relatif sulit dibedakan. Warna mutasinya adalah lovebird
albinolovebird lutino (bulu kuning, mata merah), lovebird golden cherry
(bulu kuning emas sampai merah muda), lovebird pied (bercak warna), lovebird
cinnamon (coklat kekuningan) dan lovebird biru. (bulu putih, mata
merah),
6. Lovebird kaca mata fischer (Agapornis fischeri)
Panjang
15 cm, berat 42-58 gram.
Burung
lovebird kaca mata fischeri dewasa:
Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah; dahi,
pipi dan kerongkongan berwarna merah oranye; bulu di bagian kepala lainnya
berwarna hijau pudar; bagian atas dada dan kerah sekitar leher berwarna kuning;
bagian atas ekor berwarna biru muda; bagioan bawah sayap berwarna biru dan
hijau; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh
berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu muda.
Burung
lovebird kaca mata fischer muda:
Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama bulu
pada kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna
hitam.
Penyebaran
lovebird kaca mata fischeries: Tanzania.
Lovebird
kaca mata fischer termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird
jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna
mutasi lovebird kaca mata fischer adalah lovebird kaca mata fischer biru dan
lovebird kaca mata fischer kuning. Persilangan antara lovebird kaca mata
fischer dengan lovebird kaca mata nyasa menghasilkan warna mutasi lutino dan
albino.
7. Lovebird kaca mata topeng (Agapornis personata)
Panjang
14,5 cm, berat 43-47 gram.
Burung
lovebird kaca mata topeng dewasa:
Bulu umumnya berwarna hijau; lebihdahi, lorus, ubun-ubun, dan pipi bagian depan
berwarna hitam kecoklatan; bulu di bagian kepala lainnya berwarna kehitam-hitaman
pudar; kerongkongan berwarna oraney kemerahan; bagin atas dada dan kerah
di sekeliling leher berwarna kuning; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di
sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat;
kaki berwarna abu-abu.
Burung
lovebird kaca mata topeng yang masih muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa,
terutama pada bagian kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak
kecil berwarna hitam.
Penyebaran
lovebird kaca mata topeng: Tanzania Utara dan Tengah.
Lovebird
kaca mata topneg termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird
jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna
mutasi lovebird kaca mata topneg adalah lovebird kaca mata topeng warna
biru.
8. Burung lovebird kacamata nyasa (Agapornis lilianae)
Panjang
13,5 cm, berat 28-37 gram.
Burung
lovebird kaca mata nyasa dewasa: Bulu
umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir;
dahi dan kerongkongan berwarna merah oranye dan menjadi warna merah muda
kekuning-kuningan pada bagian mahkota, lorus, pipi dan bagian atas dada; bulu
ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna
merah tua; iris berwarna cokelat kemerahan tua; kaki berwarna coklat
keabu-abuan.
Burung
lovebird kaca mata nyasa muda: Bulu
pada pipi berwarna kehitaman; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak
kecil berwarna hitam.
Penyebaran
lovebird kaca mata nyasa: Tanzania, Zanzobar bagian utara, Malawi bagian timur, dan Moaambik
bagian barat laut.
Lovebird
kaca mata nyasa dapat dipelihara secara berkelompok. Antara lovebird jantan dan
lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna
mutasi lovebird kaca mata nyasa adalah lovebird kaca mata nyasa lutino
(lovebird lutino).
9. Burung lovebird kacamata pipi hitam (Agapornis nigrigenis)
Panjang
13,5 cm, berat 36-52 gram.
Burung
lovebird kaca mata pipi hitam dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih
kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan ubun-ubun depan
berwarna coklat kemerahan; ubun-ubun belakang dan tengkuk berwarna hijau
kekuningan tua; lorus, kerongkongan, dan pipi berwarna hitam kecoklatan,
bagian atas dada berwarna merah oranye pucat; ekor berwarna hijau; lingkar di
sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna
cokelat; kaki berwarna coklat keabu-abuan.
Burung
lovebird kaca mata pipi hitam muda serupa dengan burung dewasa; pada
pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam; iris berwarna
cokelat muda.
Penyebaran
lovebird kaca mata pipi hitam: Zambia
bagian barat daya dan Zimbabwe
bagian barat laut.
Lovebird
kaca mata pipi hitam secara umum sulit didapat di pasaran karena burung
ini sudah dibatasi untuk tujuan ekspor dari negara asalnya. Burung ini bisa
dipelihara secara berkelompok bahkan dicampur dengan burung lain.
Warna
mutasi lovebird kaca mata pipi htam adalah lovebird kaca mata pipi hitam kuning
(lovebird kuning)
lebih keren kalo di tambah gambar pada setiap jenis Love Bird nya :D
BalasHapusSlots casino no deposit bonus codes 2020 - DrmCMD
BalasHapusThe best casinos that have no 창원 출장마사지 deposit 포항 출장마사지 bonus codes. This is the most popular casino for new players. Top rated casinos. 1. mBit 이천 출장마사지 Casino 충주 출장샵 - Welcome Bonus Up to $150 제천 출장마사지 Free.